
PROFIL MASYARAKAT HUKUM ADAT DAYAK DEAH
TIM PENULIS: Achmad Rafieq, Muhammad Andrie Iskandar, Henny Nordiana, Muhammad Bambang Azhari, Rudy
***
PROFIL MASYARAKAT HUKUM ADAT DAYAK DEAH KABUPATEN TABALONG mendeskripsikan mengenai kebudayaan masyarakat etnik Dayak Deah yang membedakannya dengan etnik Dayak lain di daerah ini. Selain etnik Dayak Deah, di Kabupaten Tabalong terdapat kelompok besar etnik Dayak Maanyan Banua Lima, Dayak Lawangan serta sekelompok kecil etnik Bukit Ke’o dan etnik Dayak Abal yang sekarang sudah punah.Masyarakat adat Dayak Deah di Kabupaten Tabalong merupakan kelompok masyarakat yang telah membentuk kebudayaannya yang khas, baik dari aspek sistem bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, maupun kesenian yang berkembang bersamaan dengan perkembangan kebudayaan etnik lain di Kabupaten Tabalong.
Berkembangnya kebudayaan etnik Dayak Deah yang khas ini tidak terlepas dari sejarah asal-usul kesukubangsaan dan dasar terbentuknya perseku-tuan masyarakat adat Dayak Deah itu sendiri. Meski ada keraguan dari segi bahasa namun berdasarkan kesamaan keyakinan mengenai kehidupan setelah kematian disimpulkan bahwa etnik Dayak Deah, sebagaimana etnik Dayak lain di sebelah barat hulu Sungai Barito serta di sebelah timur hulu Sungai Mahakam dan di hulu Sungai Tabalong semuanya merupakan sub etnik dari etnik Dayak Lawangan. Mengikuti pendapat Alfred Hudson, bahasa Dayak Deah berada diantara bahasa etnik Dayak Lawangan dan Dayak Maanyan.